Sejarah Pengukuran Massa Bumi
Gimana si cara Ilmuwan dulu ngitung massa bumi? ga mungkin kan pake timbangan yang ada di pasar, apalagi timbangan berat badan.
Pengukuran massa bumi nih, diukur dengan terlebih dahulu menentukan kuantitas lain seperti
densitas bumi, gravitasi, atau konstanta gravitasi. Eksperimen pertama yang ngukur massa bumi adalah eksperimen Schiehallion pada tahun 1770, eksperimennya
menghasilkan nilai massa bumi 20% lebih rendah. Lalu eksperimen Cavendish
(1798) menemukan nilai yang benar dengan hanya 1% kesalahan. Lalu
ketidakpastian tentang pengukuran bumi turun menjadi 0,2% pada tahun 1890an dan
menjadi 0,1 pada tahun 1930.[3]
Nilai massa bumi diketahui lebih baik dengan empat digit
angka sejak tahun 1960an, sehingga sejak waktu itu, ketidakpastian dari massa
bumi ditentukan dari ketidakpastian pengukuran konstanta gravitasi.
Ketidakpastian relatifnya pada tahun 1970an adalah 0,06%, dan pada tahun 200an
mencapai 0,01% (10-4) yakni 6 × 1020 kg secara nilai
mutlak, dari urutan massa planet minor (70% dari massa Ceres).
Estimasi Awal
Sebelum pengukuran secara langsung dengan konstanta gravitasi, penentuan massa
bumi terbatas dengan hanya menggunakan densitas bumi, dari observasi lempengan
dan perkiraan volume bumi. Penentuan volume bumi pada abad 17an didasari pada
perkiraan keliling bumi yakni 60 mil (97 km) terhadap derajat garis lintang
sesuai dengan radiusnya 5.500 km (86% dari jari-jari bumi 6,371 km), yang
dihasilkan dari perkiraan volume sepertiga lebih kecil dari nilai yang benar.[4]
Densitas rata-rata dari bumi belum secara
akurat diketahui. Bumi diasumsikan terdiri dari sebagian besar air(neptunisme)
atau sebagian besar batuan beku(plutonism), kedua asumsi tersebut menghasilkan
nilai denstias rata-rata yang terlalu jauh lebih kecil. Konsisten dengan total
massa 1024 kg. Issac Neewton memperkirakan, tanpa akses terhadap
pengukuran yang dapat dipercaya dari densitas bumi, desitas bumi akan menjadi
lima atau enam kali lebih besar dari densitas air.[5]
Yang mana secara mengejutkan lebih akurat
(nilai modernnya 5.515). Newton meragukan nilai volime bumi sebesar 30%,
sehingga estimasinya menjadi kurang lebih sebanding dengan (4.2 ± 0.5) × 1024
kg.
Pada abad ke 18, kajian dari hukum Newton tentang gravitasi umum menjadi
pengukuran tidak langsung yang diizinkan tentang kepadatan atau densitas
rata-rata bumi, melalui perkiraan konstanta gravitasi. Pengukuran awal dari
densitas bumi dilakukan dengan observasi sedikit pembelokan pendulum yang dekat
dengan sebuah gunung, seperti dalam eksperimen Schiehallion. Newton memikirkan
eksperimen tersebut dalam Principia,tapi pesimis dengan hasil yang akan terlalu
kecil untuk diukur.
Sebuah ekspedisi dari 1737 sampai 1740 oleh Pierre Bouguer dan Charles
Marie de La Condamine mencoba untuk menentukan densitas bumi dengan priode dari
pendulum (karena itu kuatnya gravitasi) sebagai fungsi dari elevasi. Eksperimen
tersebut dilakukan di Ekuador dan Peru, di Pichincha Volcano dan gunung Chimborazo.[6]
Bouguer menulis pada 1749, tulisan
yang menyatakan mereka telah berhasil mendeteksi defleksi atau pembelokan busur
selama 8 detik, akurasinya belum cukup untuk memastikan estimasi kepadatan
rata-rata bumi tapi Bouguer menyatakan bahwa itu sudah cukup untuk membuktikan
bahwa bumi bukan bola berongga.[2]
Eksperimen Schiehallion
Sebuah percobaan lebih jauh harus dilakukan pada eksperimen itu (Bouguer
dan La Condamine) diusulkan kepada Royal Society pada 1772 oleh Nevil Maskelyne,
Astronomer Royal. dia menyarankan eksperimen tersebut harus “ sebagai
penghargaan terhadap negara di mana itu dilakukan.”dan diusulkan Whernside di
Yorkshire, atau the Blencathra-Skiddaw massif di Cumberland sebagai target yang
cocok. Royal Society kemudian membentuk Committee of Attraction untuk
mempertimbangkan permasalahan tersebut, menunjuk Maskelyne, Joseph Banks dan
Benjamin Franklin sebagai anggota.[7]
Komite mengirim astronomer dan surveyor Charles Mason untuk mencari gunung
yang cocok. Setelah pencarian yang panjang sekitar musim panas 1773, Mason melaporkan
bahwa kandidat terbaik adalah gunung Schiehallion, yang berpuncak di central
Scottish Highlands.
Gunung tersebut masih terisolasi dari bukit terdekat, yang mana akan
mengurangi pengaruh gravitasinya, dan kesimetrisan punggung bukit timur-
baratnya akan mempermudah kalkulasi. Kecuraman utara dan selatannya akan
menjadikan eksperimen dekat dengan pusat massanya, memaksimalkan efek defleksi.
Nevil Maskelyne, Charles Hutton dan Reuben Burrow melakukan eksperimen, selesai
pada 1776. Hutton (1778) melaporkan bahwa dnsitas rata-rata bumi telah diukur
di gunung Schiehallion. Ini sesuai dengan densitas rata-rata sekitar 4 1⁄2 lebih
besar dari densitas air (i.e.,sekitar 4.5 g/cm3), sekitar 20% di bawah nilai modernnya,
tetapi masih secara signifikan lebih besar dari densitas rata-rata batu normal,
saran untuk pertama kali interior dari bumi mungkin secara substansial tersusun
dari logam. Hutton memperkirakan porsi susunan logam ini memenuhi sekitar 20⁄31
(atau 65%) dari diameter bumi (nilai modern 55%).
Dengan nilai untuk densitas rata-rata bumi, Hutton mampu
menambahkan beberapa nilai pada Jérôme Lalande's planetary tables, yang
sebelumnya hanya bisa menyatakan densitas dari objek utama tata surya secara
relatif. [8]
Eksperimen Cavendish
Henry Cavendish (1798) adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk
mengukur daya tarik gravitasi antara dua benda secara langsung di laboratorium.
Massa bumi kemudian dapat ditemukan dengan mengombinasikan dua persamaan; Hukum
kedua Newton dan Hukum Newton tentang gravitasi. Dalam notasi modern, massa
bumi diturunkan dari konstanta gravitasi dan jari-jari rata-rata bumi
Cavendish mnemukan bahwa densitas rata-rata bumi adalah 5.45 g/cm3, 1%
di bawah nilai modern.
Abad ke-19
Selama massa bumi diimplikasikan dengan menyatakan jari-jari bumi dan
densitasnya, itu tidak biasa untuk menyatakan massa absolut secara eksplisit
sebelum penggunaan notasi ilmiah dengan 10 pangkat pada abad 19, karena nilai
absolut menjadi terlalu canggung. Ritchie (1850) menyatakan massa atmosfer bumi
"11,456,688,186,392,473,000 lbs." (1.1 × 1019 lb = 5.0 ×
1018 kg, nilai modernnya 5.15 × 1018 kg) dan menyatakan bahwa "membandingkan
dengan berat dari bola dunia ini mungkin jumlahnya berkurang menjadi tidak
signifikan.".[9]
Nilai sbsolute untuk massa bumi disebut hanya pada awal dalam pertengahan
kedua abad ke-19, kebanyakan lebih populer daripada literatur para ahli. Pada
awalnya nilainya adalah "14 septillion pounds" (14 Quadrillionen
Pfund) [6.5 × 1024 kg] dalam Masius (1859).[10]
Beckett (1871) menyatakan "berat bumi " adalah "5842
quintillion tons" [5,936 × 1024 kg].
Masa bumi dalam perhitungan gravitasional adalah dinyatakan dengan "9.81996×63709802"
dalam The New Volumes of the Encyclopaedia Britannica (Vol. 25, 1902) dengan
sebuah "logaritma dari massa bumi " dinyatakan menjadi
"14.600522" [3.985 86 × 1014]. Ini adalah parameter
gravitasi dalam m3·s−2 (nilai modern 3,986 00 × 1014)
dan bukan massa absolut.
Experimen dengan melibatkan pendulums dilanjutkan untuk dilakukan pada awal
pertengahan abad ke-19. Dengan pertengahan kedua abad ini, dilakukan dengan
pengulangan percobaan Cavendish, dan nilai modern untuk G (dan karenanya, dari
massa bumi) masih diturunkan dari presisi tinggi pengulangan Cavendish
eksperimen.
Pada 1821, Francesco Carlini menentukan nilai densitas dari ρ = 4.39 g/cm3
melalui pengukuran yang dilakukan dengan pendulums di daerah Milan. Nilai ini
diperbaiki pada 1827 oleh Edward Sabine menjadi 4.77 g/cm3, dan lalu
pada 1841 oleh Carlo Ignazio Giulio menjadi 4.95 g/cm3. Di tangan
yang lain, George Biddell Airy mencari cara untuk menentukan ρ dengan mengukur
perbedaan periode pendulum pada permukaan dan bawah tambang.[12]
Tes pertama mengambil lokasi di Cornwall sekitar1826 sampai 1828. Eksperimen
ini gagal karena kebakaran dan banjir. Akhirnya pada 1854, Airy mendapat nilai 6.6
g/cm3 dengan melakukan pengukuran pada tambang batu bara di Harton,
Sunderland.
Metode Airy mengsumsikan bahwa bumi mempunyai stratifikasi bola. Kemudian pada
1883, percobaan dipimpin oleh Robert von Sterneck (1839 sampai 1910) dengan
perbedaan kedalaman tambang Saxony dan Bohemia, densitas keseluruhan ρ antara
5.0 sampai 6.3 g/cm3. Ini merujuk pada konsep isostasi, di mana kemampuan
terbatas untuk mengukur ρ secara akurat, dengan kedua simpangan dari garis
tegak lurus vertikal atau menggunakan pendulum.
Meskipun kesempatan kecil untuk pengukuran secara akurat denstias
keseluruhan bumi degan cara ini, Thomas Corwin Mendenhall pada 1880 menyadari
eksperimen gravimetri di Tokyo dan puncak gunung Fuji, nilainya adalah ρ = 5.77 g/cm3.
Nilai Modern
Ketidakpastian dari nilai modern secara keseluruhan akibat dari
ketidakpastian konstanta gravitasi G sejak akhir 1960an.[13]
G memang terkenal sulit untuk diukur
dan beberapa pengukuran presisi tinggi selama 1980an sampai 2010an telah
menyimpulkan hasil yang saling eksklusif [14]
Sagitov (1969) didasari pengukuran G oleh Heyl dan Chrzanowski (1942) menghasilkan
nilai dari M⊕ = 5.973(3) × 1024 kg (ketidakpastian
relatif 5 × 10−4).
Akurasi telah meningkat walau hanya sedikit kemudian. Pengukuran modern
kebanyakan adalah repetisi dari eksperimen Cavendish dengan hasil (standar ketidakpastian) berkisar antara 6.672
sampai 6.676 ×10−11 m3 kg−1 s−2 (ketidakpastian
relatif 3×10−4) dalam hasil
yang dilaporkan sejak tahun 1980an, walaupun pada 2014 NIST merekomendasikan
nilainya dekat dengan 6.674×10−11 m3 kg−1 s−2
dengan ketidakpastian relatif di bawah 10−4. The Astronomical
Almanach Online pada 2016 merekomendasikan standar ketidakpastian untuk
massa bumi sebesar 1 × 10−4, M⊕ 5.9722(6) × 1024 kg.[1]
Referensi
https://www.wikipedia.org
1.
The cited value is the recommended value
published by the International Astronomical Union in 2009 (see 2016
"Selected Astronomical Constants"
(http://asa.usno.navy.mil/static/files/201 6/Astronomical_Constants_2016.pdf)
in The Astronomical Almanac Online (http://asa.usno.nav y.mil/), USNO–UKHO)
2.
Poynting, J.H. (1913). The Earth: its shape,
size, weight and spin (https://books.google.com/bo
oks?id=whA9AAAAIAAJ&pg=PA50). Cambridge. pp. 50–56.
3.
P. R. Heyl, A redetermination of the constant
of gravitation (https://archive.org/details/redetermin ationo56124heyl),
National Bureau of Standards Journal of Research 5 (1930), 1243–1290.
4.
Mackenzie, A. Stanley, The laws of
gravitation; memoirs by Newton, Bouguer and Cavendish, together with abstracts
of other important memoirs (https://archive.org/stream/lawsgravitation01
newtgoog#page/n6/mode/2up), American Book Company (1900 [1899]), p. 2.
5.
"Sir Isaac Newton thought it probable,
that the mean density of the earth might be five or six times as great as the
density of water; and we have now found, by experiment, that it is very little
less than what he had thought it to be: so much justness was even in the
surmises of this wonderful
6.
Ferreiro, Larrie (2011). Measure of the Earth:
The Enlightenment Expedition that Reshaped Our World. New York: Basic Books.
ISBN 978-0-465-01723-2.
7.
Danson, Edwin (2006). Weighing the World
(https://books.google.com/books?id=UNH_Y7ERF eoC&pg=PA146). Oxford
University Press. pp. 115–116. ISBN 978-0-19-518169-2.
8.
Hutton, C. (1778). "An Account of the
Calculations Made from the Survey and Measures Taken at Schehallien"
(https://doi.org/10.1098%2Frstl.1778.0034). Philosophical Transactions of the
Royal Society. 68: 689–788. doi:10.1098/rstl.1778.0034
(https://doi.org/10.1098%2Frstl.1778.0 034).
9.
Archibald Tucker Ritchie, The Dynamical Theory
of the Formation of the Earth vol. 2 (1850), Longman, Brown, Green and
Longmans, 1850, p. 280 (https://archive.org/details/dynamicalthe
ory03ritcgoog/page/n292).
10.
J.G.Mädler in: Masius, Hermann, Die gesammten
Naturwissenschaften, vol. 3 (1859), p. 562.
11.
Edmund Beckett Baron Grimthorpe, Astronomy
Without Mathematics (1871), p. 254. Max Eyth, Der Kampf um die Cheopspyramide:
Erster Band (1906), p. 417 (https://books.google.com/boo
ks?id=VoE5DwAAQBAJ&pg=PA417) cites the "weight of the globe" (Das
Gewicht des Erdballs) as "5273 quintillion tons".
12.
Poynting, John Henry (1894). The Mean Density
of the Earth (https://archive.org/details/meand ensityeart00poyngoog). London:
Charles Griffin. pp. 22 (https://archive.org/details/meandensity eart00poyngoog/page/n44)–24.
13.
"Since the geocentric gravitational
constant [...] is now determined to a relative accuracy of 10−6, our knowledge
of the mass of the earth is entirely limited by the low accuracy of our
knowledge of the Cavendish gravitational constant." Sagitov (1970 [1969]),
p. 718.
14.
Schlamminger, Stephan (18 June 2014).
"Fundamental constants: A cool way to measure big G". Nature. 510
(7506): 478–480. Bibcode:2014Natur.510..478S (https://ui.adsabs.harvard.edu/
abs/2014Natur.510..478S). doi:10.1038/nature13507
(https://doi.org/10.1038%2Fnature13507). PMID 24965646
(https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24965646). S2CID 4396011 (https://api.sem
anticscholar.org/CorpusID:4396011).
Komentar
Posting Komentar