Resensi Novel "Rumah Pucat"
Judul
Novel : Rumah Pucat
Penulis : E.L.
Hadiansyah
Penerbit : Diva Press
Kota
Terbit : Yogyakarta
Tahun
Terbit : Januari, 2018
Jumlah
Halaman : 212 Halaman
Pendahuluan
Saya memilih buku ini karena
judulnya yang menarik apalagi ini terbitan Diva Press, saya menyukai beberapa
artikel, puisi dan cerpen diva press yang sering saya baca online. Pengarang
dari novel ini adalah E.L. Hadiansyah, ia telah menerbitkan beberapa novel yang
berjudul Cinta Dalam Secangkir Cappucino dan Hujan di bawah Bantal.
Isi Resensi
Di bagian pertama tokoh aku yang
merupakan seorang penulis bertemu dengan Icuk Rahman atau yang biasa dipanggil
Cuk. Cuk memang sengaja ingin bertemu dengan tokoh aku, ia ingin membukukan
kisah ibunya yang dalam cerita ini dipanggil degan Bu Kaji. Ia ingin membukukan
tentang kesepian Bu Kaji yang kini ditinggal anak-anaknya seperti Cuk yang kini
belajar di Semarang, serta Din dan Fatma yang telah berkeluarga dan sibuk
mengurus kios. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk ke Kudus, tempat tinggal
Bu kaji.
Suami Bu Kaji, Pak Hari telah
meninggal empat tahun yang lalu karena rokok. Setiap hari Bu Kaji kesepian
walau sebagian juga waktu ia gunakan untuk
beribadah. Untung ada Sri, pembantunya yang selalu menemaninya dan
mengerjakan segala pekerjaan rumah. Bu kaji selalu menantikan anak-anaknya
pulang, Din dan Fat serta cucu-cucunya Rafa dan Rizki. Awalnya Din dan Fat
datang tiap minggu untuk melaporkan keadaan kios tapi makin lama kunjungan itu
menjadi dua minggu sekali, sebulan sekali bahkan menjadi dua sampai tiga bulan
sekali. Hal itu membuat kesepian semakin memuncak di hati Bu Kaji. . Untuk
mengisi kekosongan Bu Kaji akhirnya mengadakan pengajian untuk anak-anak di
rumahnya.
Bu Kaji sering mengingat-ingat masa
lalu, saat dulu Din dan Cuk masih kecil dan nakal rumah ini tidak sesepi
sekarang yang lebih mirip pemakaman. Bu kaji saat masih kecil, usianya setara
anak kelas empat SD tapi beliau tidak sekolah karena keterbatasan biaya. Orang-orang
memanggilnya Romah, bukan Rohmah katanya si demi memudahkan pengucapan.
Usia empat belas tahun Romah mengikuti jejak kakaknya, kerja di pabrik rokok.
Dengan kemampuan yang belum terlatih, Romah tak lantas mendapat gaji penuh.
Tiap malam Romah kian matang memikirkan cara memperbaiki keadaan ekonomi
keluarga. Yang akhirnya atas tawaran Rindo, ia memutuskan untuk berdagang baju
kreditan. Rindo dan Romah menikah dan pindah ke Medan untuk memulai kehidupan
baru. Rindo melarang Romah untuk berdagang sampai akhirnya mereka bercerai. Dua
tahun menjanda Romah akhirnya menikah dengan Hari dan membuka kios Hari-Rohmah.
Mereka dikaruniai tiga anak Din, Fat dan Cuk.
Cuk dan tokoh Aku tiba di Kudus, Bu
Kaji ingin membicarakan tentang menjodohkan Sri dan Cuk tapi sayangnya Sri
telah menjalin cinta denga Qomar sedangkan Cuk juga mencintai gadis lain di
Semarang. Tokoh aku tenyata juga memendam rasa pada Sri walau baru tiga hari
mengenalnya. Cuk pun kembali ke Semarang karena ada urusan kuliyah dan
Organisasi.
Pernikahan Sri dan Qomar pun akan
segera digelar. Pengajian pun dihentikan selama seminggu, Cuk juga pulang untuk
menemani Bu kaji. Namun Karena ada urusan yang sangat mendadak terkait
organisasi Cuk harus pergi ke Semarang lagi. Bu kaji tinggal Sendirian. Terbunuh
oleh Wajah Sunyi.
Keunggulan Buku
Buku ini memiliki ilustrasi
penggambaran suasana dan deskripsi yang menarik, membuat kita terbuai dalam
rangkaian kata-kata E.L.Hadiansyah. Tema cerita yang diusung juga menarik
sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Novel ini hampir cocok dibaca semua
kalangan terlebih anak kuliyahan maupun para perantau yang sangat dekat dengan
cerita meninggalkan orang tua dan kampung halaman.
Kekurangan Buku
Ada salah penempatan halaman pada
buku ini yakni dari halaman sembilan belas sampai dua puluh delapan, tapi saya
tidak menemukan typo atau salah ketik dalam penulisannya.
Penutup
Saya merekomendasikan untuk membaca
novel ini, karena kisahnya yang sarat dengan makna. Bagaimana perasaan orang
tua saat mereka tinggal sendirian dan kita sebagai anak menyikapinya.
Komentar
Posting Komentar